Tragis! Pasien Masih Pakai Alat Medis Dipulangkan RSUD Andi Depu, Meninggal Dunia Beberapa Jam Kemudian

Polewali Mandar, Indonewstime.com – Kejadian memilukan mengguncang dunia medis Polewali Mandar. Seorang pasien bernama Mina (40), warga Desa Batangguru, Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa, dilaporkan dipulangkan dari RSUD Andi Depu Polewali Mandar dalam kondisi masih sangat lemah dan masih terpasang alat medis, Rabu (23/4/2025) pagi.
Beberapa jam setelahnya, Mina meninggal dunia di rumah kerabatnya. Menurut informasi yang dihimpun idonewstime.com, Mina telah menjalani perawatan intensif selama dua minggu di Kamar Anggrek No. 4, lantai II RSUD Andi Depu.
Namun pada pukul 10.00 WITA, pihak rumah sakit memutuskan untuk memulangkannya. Ironisnya, saat keluar, kondisi fisik pasien disebut masih kritis dan alat medis belum dilepas sepenuhnya.
“Kondisinya sangat lemah. Bahkan saat keluar, alat medis masih menempel di tubuhnya. Seolah-olah dipaksa pulang,” ungkap Haris, kerabat dekat almarhumah, kepada wartawan dengan nada kecewa.
Sekitar pukul 15.00 WITA, Mina dinyatakan meninggal dunia di rumah Haris yang berlokasi di Lingkungan Jambu Tua, Kelurahan Darma, Polewali Mandar.
Jenazah rencananya akan dipulangkan ke kampung halamannya di Batangguru, Mamasa, malam ini sekitar pukul 22.00 WITA.
Keterangan mengejutkan datang dari Supriadi, Humas RSUD Andi Depu, saat dikonfirmasi terkait kejadian tersebut. Ia mengaku tidak mengetahui bahwa pasien dikeluarkan dalam kondisi seperti itu.
“Saya juga kaget. Kok bisa pasien keluar dari rumah sakit masih ada alat medis yang menempel? Kami akan menanyakan langsung ke dokter yang menangani. Karena itu menjadi tanggung jawab dokter,” tegas Supriadi.
Insiden ini memicu pertanyaan publik tentang prosedur pemulangan pasien di rumah sakit. Apakah kondisi pasien benar-benar sudah layak dipulangkan? Jika belum, siapa yang mengambil keputusan? Dan apakah keluarga diberi penjelasan secara medis yang memadai?
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada klarifikasi resmi dari dokter yang menangani langsung Mina, maupun dari pihak manajemen RSUD Andi Depu.
Kasus ini mencuatkan keprihatinan publik terhadap standar pelayanan rumah sakit, khususnya untuk pasien rujukan dari daerah terpencil seperti Mamasa.
Banyak pihak mendesak adanya evaluasi internal dan tindakan tegas bila ditemukan kelalaian, demi menghindari kejadian serupa di masa mendatang.
Keluarga almarhumah berharap pihak rumah sakit dapat bertanggung jawab secara terbuka dan profesional atas insiden ini.
Mereka juga meminta agar ada pengusutan tuntas terhadap oknum atau prosedur yang menyebabkan pasien dalam kondisi kritis dipulangkan begitu saja.(Red/Bsb)