Jakarta, Indonewstime.com — Sebelum digelarnya Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XIII panitia mengadakan diskusi publik untuk merampungkan segala persiapan acara. Nantinya para penyair dari dalam dan luar negeri akan berkumpul untuk merayakan kata-kata, merawat perdamaian, dan menjalin persaudaraan lintas batas, Sabtu (6/9/2025).

Menurut tim akomodasi, sudah ada sekitar 150 orang yang telah mendaftar dan memastikan datang. Seluruh peserta akan menginap di wisma Kemendikdasmen. Acara tersebut akan berlangsung pada tanggal 11-14 September 2025.

Ketua panitia PPN Ahmadun Yosi Herfanda mengatakan ia berharap acara nanti berlangsung lancar, PPN I dimulai di Kota Medan tahun 2007. Komunitas sastra Indonesia dan Malaysia serta dari beberapa negara lain berkumpul dan berinteraksi lalu disepakati menjadi acara tahunan secara bergilir. PPN XIII rencananya akan dibuka oleh Menteri Kebudayaan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

“PPN akan dibuka tanggal 11 September dimulai dengan workshop penulisan puisi pukul 09.00 – 12.00 WIB di PDS HB Jassin Taman Ismail Marzuki. Panggung untuk anak muda Jumat sore. Di hari ke-3 peserta akan mengunjungi Perpustakaan nasional untuk memeriahkan pekan kunjungan perpustakaan dengan membaca puisi di perpustakaan. PPN XIII kemudian akan ditutup di Monas,” kata Mustapa Ismail saat Diskusi Publik bertajuk, ” Penyair Asia Tenggara dan Pentas Puisi Menuju PPN XIII” di PDS HB Jassin Taman Ismail Marzuki Sabtu (6/9/2025).

Imam Ma’arif mengatakan Dewan Kesenian Jakarta akan terlibat aktif di PPN XIII. ” Kami sebenarnya mulai mempersiapkan di akhir tahun 2023. Untuk mempertahankan kota Jakarta sebagai Kota Literasi Dunia dan tuan rumah. PPN ini penuh dinamika terutama dinamika anggaran ditengah efisiensi anggaran di kementerian. Kami juga berencana akan mengadakan festival sastra tahun depan,” paparnya.

Dalam kesempatan yang sama Maman S Mahayana menjelaskan bahwa penentuan puisi yang bagus dan tak bagus bukan tergantung dari usia. Ada kriteria yang ditentukan oleh kurator dan kesesuaian tema. Tema yang diangkat tahun ini adalah “Persaudaraan”, karena belakangan ini banyak peperangan yang terjadi seperti di Eropa Timur dan Israel.

“Puisi memberi inspirasi sebuah bangsa agar berdamai. Puisi juga bisa mengibarkan semangat perjuangan dan sebagai alat untuk perdamaian dan persaudaraan,” ungkapnya.

PPN dapat mempererat hubungan serumpun sehingga harus dipelihara dan dilanjutkan, sangat strategis untuk bangsa Indonesia. PPN diharapkan jadi Epicentrum kegiatan sastra di Adia Tenggara.

Hal senada juga disampaikan oleh Riri Satria, puisi masih dibutuhkan di masa depan karena memunculkan konsep berfikir metaestetika.

“Dengan puisi kita bisa berbagi issue kemanusiaan ke berbagai belahan dunia. Para penyair mencari makan kehidupan dan madi relevan dimasa depan . PPN harus membuka ruang, mengajak generasi X untuk memahami puisi,” kata dia.

Menurutnya Puisi harus masuk ke semua ruang. Di jalanan, ruang rapat CEO, di rapat- rapat bisnis, karena puisi dapat menjaga peradaban.

Penulis: Gbr

Editor: Gabriella

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan