Mamuju, Indonewstime.com — Setelah menjalani serangkaian Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP), Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Sulawesi (Sulbar) melakukan acara penutupan PGP Angkatan 9. Kegiatan dilaksanakan secara daring melalui via zoom, Rabu (29/5/2024).
Penutupan sekaligus penyampaian kelulusan bagi CGP Angkatan 9 dihadiri langsung Kepala BGP Sulbar Erfan Agus Munif, para staf BGP Sulbar, Ketua Pokja PGP Sulbar Iga Putri Kusuma, Fasilitator CGP Angkatan 9, Pengajar Praktik, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar, serta CGP Angkatan 9 dari enam kabupaten di Sulbar.
Dalam laporannya, Ketua Pokja PGP Sulbar Iga Putri Kusuma mengatakan, Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9 dimulai pada 16 Agustus 2023 dan berakhir 28 Mei. Kisarannya enam bulan efektif. Proses pembelajaran PGP melalui dua moda. Moda daring dan luring.
“Di Sulbar, terdapat 194 orang Calon Guru Penggerak dari enam kabupaten sasaran. Namun setelah dilakukan rapat pleno terdapat 8 orang yang menyatakan memundurkan diri,” kata Iga.
Kabupaten Mamuju 27 orang, Majene 20 orang. Namun berdasarkan informasi yang diterima, Kabupaten Majene ada 1 orang yang ingin memundurkan diri, tapi sampai Lokakaya 7 tidak menerima surat mengundurkan diri secara resmi, maka ia menganggap Majene masih 20 orang.
Kemudian Polewali Mandar awalnya 28 orang lalu mengundurkan diri 4 orang, jadi saat ini ada 84 orang. Mamasa 12 orang. Mamuju Tengah 30 orang, memundurkan diri 2 orang dan saat ini ada 28 orang. Pasangkayu 17 orang tapi mengundurkan diri 1 orang. Dari 186 yang ikut hingga hari ini, 3 orang dinyatakan tak lulus. Total yang dinyatakan lulus sebanyak 183 orang guru penggerak.
“Yang dinyatakan lulus dapat mengunduh sertifikat kelulusannya pada akun SIM PKB masing-masing. Begitupun dengan bapak fasilitator dan pengajar praktik dapat mengunduh surat keterangan melaksanakan tugas di akun SIM PKBnya masing-masing,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan jika selama berinteraksi dalam Program Guru Penggerak Angkatan 9 ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan, “Kami dari pihak Balai Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Barat memohon untuk membukakan pintu maaf yang sedalam-dalamnya,” pintanya.
Kepala BGP Sulbar Erfan Agus Munif menyampaikan, calon guru penggerak yang akan menjadi guru penggerak adalah kader-kader transformatif. Bila saja hari ini sudah lahir 183 guru penggerak, maka akan ada 183 kelas yang transformatif.
Kelas-kelas yang mengoptimalkan seluruh potensi anak. Pembelajarannya yang meyenangkan. Pembelajaran yang membuat anak tumbuh dengan potensinya.
“Kalau ini terjadi, ini sumbangan yang luar biasa. Bapak ibu sudah mentransformasi melalui pendidikan guru penggerak, maka bukti dari janji bapak Ibu akan dibuktikan di kelas-kelas yang di mana bapak ibu akan mengampuhnya. Dan ini saya meyakini modalitas awal bapak itu untuk bisa menjadi bagian dari tranformasi ini. Dan keluarbiasaan itulah yang akan kita tuntut nanti janjinya,” ucap Efan.
Efan berharap, para guru juga tidak saja mentransformasi kelas, tapi bisa mentransformasi sekolah. Karena Bapak/Ibu punya ruang untuk bisa menjadi kepala sekolah. Bukan hanya sekolah guru juga bisa menjangkau ataupun beberapa sekolah.
“Karena itu bapak/ibu punya ruang untuk menjadi pengawas sekolah. Namun itu ada proses yang harus dijalani. Awalilah dengan apa? Tunjukkan bahwa kelas-kelas bapak Ibu kelas-kelas yang sudah berubah. Tunjukkan kelas-kelas yang di mana bapak ibu telah mengampuh kelas transformatif. Janji ini akan menjadi bukti bahwa bapak ibu telah bertranformasi,” ucapnya.
Ia juga berharap para pengajar bisa berpengaruh lebih luas lagi jadi kepala sekolah,menjadi pengawas. Bila semua kelas, semua sekolah sudah transformasi maka perubahan pendidikan di Sulawesi barat tentu akan menjadi lebih cepat dan lebih mudah dilakukan.
“Olehnya itu mari membuktikan, tunjukkan kepada masyarakat bahwa kelas-kelas yang dipimpin sudah bertransformasi. Kelas-kelas kita menjadi kelas lebih menyenangkan, sehingga anak akan menjadi lebih betah ada di kelas bukan hanya berdampak di kelas tapi juga berdampak pada masyarakat,” pungkasnya.(Red/Rsl)