Jakarta, Indonewstime.com — Sejumlah aktifis mendeklarasikan pembentukan Institut Jenderal Besar Soeharto di Gedung Juang 45 Menteng Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025).

Presiden Soeharto adalah Presiden RI yang terlibat langsung dalam revolusi fisik dan tokoh utama dalam percepatan pembangunan ekonomi, teknologi dan industri serta politik internasional .

Pasca berakhirnya kepemimpinan Presiden Soeharto dan digantinya UUD 1945 asli dengan UUD 2002, predikat Indonesia sebagai macan Asia menjadi sirna, seiring masuknya ideologi liberalisme dan komunisme yang dikemas oleh kekuatan global melalui investasi dan kebudayaan serta teknologi . Pancasila hanya dijadikan jargon oleh penyelenggara negara.

Presiden Soeharto dengan political will-nya telah mengabadikan nama Presiden Soekarno sebagai nama bandara setelah 18 tahun masa kepemimpinannya. Namun setelah 27 tahun masa kepemimpinan Soeharto tak satupun Presiden yang mengabadikan nama Soeharto dilekatkan sebagai nama institusi, gedung, tempat, jalan atau kegiatan lain. Hal ini sangat mungkin terkait dengan keberadaan kekuatan besar yang menghalanginya .

Sejarah mencatat bahwa Jenderal Besar Soeharto berperan besar dalam menjaga Pancasila sebagai dasar negara dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari hagemoni ideologi komunisme. Untuk mengenang jasanya dalam menyelamatkan Pancasila sejumlah aktifis membentuk lembaga kajian dengan nama Institut Jenderal Besar Soeharto.

“Tak satupun Presiden RI yang dapat menyamai Presiden Soeharto. Hari ini kami mencoba mendeklarasikan pembentukan lembaga kajian Institut Jenderal Besar Soeharto, walaupun pihak keluarga beliau belum merestui,” kata Yazid Salman selaku Ketua Panitia Deklarasi.

Presiden Soeharto sebagai manusia biasa dengan segala kelebihan dan kekurangannya meninggalkan warisan berharga berupa gagasan, kepemimpinan, strategi pembangunan, stabilitas nasional dan wawasan kebangsaan. Untuk mencegah warisan tersebut terkubur harus di dokumentasikan dan dikaji secara objektif- ilmiah secara berkelanjutan.

Kemudian hasil kajian tersebut dijadikan referensi pada perumusan kebijakan negara untuk diimplementasikan dalam tahapan proses pembangunan.

Untuk kepentingan generasi masa kini dan mendatang diperlukan ruang kajian akademis yang independen dan terbuka untuk memahami dinamika sejarah Nasional termasuk peran Presiden Soeharto menyelamatkan Pancasila sebagai dasar negara dari hegemoni ideologi komunisme.

Dengan demikian generasi kini dan mendatang dapat mengambil nilai positifnya sehingga diharapkan akan lebih baik dalam penyelenggaraan negara untuk mewujudkan cita- cita kemerdekaan.

Penulis: Lin

Editor: Gabriella

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan