Jakarta, Indonewstime.com — Joko Anwar bersama Come and See Pictures selalu menyajikan gagasan sinematik yang menyegarkan dan berani pada setiap karya terbarunya. Dalam film thriller terbaru yang ia produseri berjudul Legenda Kelam Malin Kundang, disutradarai Kevin Rahardjo dan Rafki Hidayat, menjadi reinterpretasi yang fresh dari legenda cerita rakyat paling populer Indonesia.

Mengikuti kisah Alif (Rio Dewanto), seniman micro painting yang baru saja pulih dari kecelakaan dan harus berjuang dengan mengingat memorinya, tiba-tiba harus menerima kedatangan perempuan yang mengaku sebagai ibunya. Alif sama sekali tak mengingat wajah sang ibu, yang ia tinggal pergi merantau 18 tahun silam.

Dari lorong-lorong sumpek di Jakarta hingga memento yang terserak di balik karya-karya micro painting-nya, Alif menelusuri rahasia kelam nan mencekam tentang masa lalunya.

Dikemas dengan genre thriller-misteri, Legenda Kelam Malin Kundang memberikan tontonan menghibur dan mendebarkan hingga akhir.

Produser, penulis, dan editor film Legenda Kelam Malin Kundang Joko Anwar mengungkapkan film ini berupaya untuk menggali warisan trauma yang terjadi Sekaligus merefleksikan apa yang terjadi di lingkungan keluarga lintas generasi.

“Hubungan antargenerasi orangtua dan anak adalah hal yang paling relevan saat ini untuk kita bicarakan. Dalam sebuah negara, kualitas masyarakat ditentukan dari level unit terkecil, keluarga. Apakah sebuah keluarga berkualitas, itu ditentukan dari dinamika orangtua dan anak, dan relasi tersebut yang paling krusial dan urgen untuk kami angkat di film ini,” kata Joko Anwar saat konferensi pers di Epicentrum XXI Jakarta Selatan, Senin (17/11/2025).

“Kita semua sedang berhadapan dengan trauma yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Film ini menjadi pintu masuk untuk bisa mengingatkan bahwa terkadang kita harus melihat masalah kita sebagai individu sebagai kemungkinan bagian dari masalah yang ada dalam tatanan generasi sehingga ada generational gap,” lanjut Joko.

Legenda Kelam Malin Kundang diproduseri Joko Anwar bersama Tia Hasibuan, serta diproduksi bersama jajaran kru yang memproduksi Siksa Kubur dan Pengepungan di Bukit Duri-film yang meraih nominasi Piala Citra FFI 2025 terbanyak.

Keduanya sebelumnya telah memproduksi film-film pendek dan telah terlibat di berbagai produksi film layar lebar di luar divisi penyutradaraan. Selain menyutradarai, Rafki juga menulis naskah film ini bersama Joko Anwar dan Aline Djayasukmana.

Bagi Rafki dan Kevin, dipercaya Joko Anwar untuk menggarap film yang diproduserinya adalah tanggung jawab yang harus dijawab dengan standar kualitas tinggi.

“Come and See Pictures telah memproduksi film-film yang terbukti dicintai oleh penonton, dibuktikan dengan capaian di box office maupun penghargaan secara kritis. Untuk itu, kami harus menjaga level tersebut. Meski tekanan, tetapi kami bekerja sama dengan para kru yang telah lama bekerja sama dengan Joko Anwar, sehingga kami sangat terbantu dan membuat proses syuting berjalan secara efektif,” ujar sutradara dan penulis Rafki Hidayat.

Sejak awal kami sudah merencanakan film ini dengan matang. Kami membuat menggarap film ini, dan menyutradarai berdua dengan Rafki, kami banyak berdiskusi baik itu teknis seperti treatment hingga shot agar prosesnya berjalan lancar. Kami ingin Legenda Malin Kundang menjadi film yang terbaik, bekerja sama dengan Come and See Pictures dan Joko Anwar tentu kami ingin tetap memberikan standar kualitas yang bagus,” ujar sutradara Kevin Rahardjo.

Legenda Kelam Malin Kundang dibintangi oleh Rio Dewanto, Faradina Mufti, Vonny Anggraini, Jordan Omar, Sulthan Hamonangan, Gambit Saifullah, Nova Eliza, dan Tony Merle.

Rio Dewanto, pemeran utama film ini menuturkan kolaborasinya bersama Rafki dan Kevin berjalan dengan mulus. Keduanya mampu mengerjakan secara rapi, sehingga sebagai aktor ia menjalankan visi dua sutradara dengan jelas.

Ia menambahkan, karakterisasinya sebagai seniman micro painting juga sangat unik. Sesuatu yang baru dan jarang diangkat sebagai latar karakter di dalam film.

“Profesi micro painter ini dihadirkan bukan hanya sebagai latar belakang, tetapi juga sebagai refleksi dari Alif dalam memandang dunia dengan detail, sabar, dan penuh lapisan makna. Ini akan menjadi bagian dari teka-teki yang bisa penonton temukan sepanjang film,” kata Rio Dewanto.

Sementara itu, bagi Faradina, juga merasakan hal sama dengan Rio. Bekerja sama dengan Rafki dan Kevin memberinya kepastian proses kerja film yang efektif dan efisien. Faradina memerankan karakter Nadine, istri dari Alif, yang juga menjadi jangkar dari perjalanan emosional di film ini.

“Ini adalah film panjang pertama Rafki dan Kevin. Namun, karena dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan dijalankan dengan hati, para pemeran termasuk aku pun bisa menerima semua visi dengan jelas dan ikhlas. Kami sebagai aktor tinggal melengkapi 40% yang 60% yang sudah disiapkan dengan matang oleh Rafki dan Kevin, syuting pun berjalan dengan efisien, sehingga aku pun dengan mudah mengembangkan karakter Nadine,” ujar Faradina Mufti.

Come and See Pictures memproduksi film Legenda Kelam Malin Kundang bekerja sama dengan Rapi Films dan Legacy Pictures, dengan Barunson E&A sebagai world sales agent.

Penulis: Lin

Editor: Gabriella

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan