Mamasa, Indonewstime.com — Penjabat (PJ) Bupati Mamasa, Zain bersama rombongan melakukan kunjungan ke Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Mamasa, di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mamasa, Limbong Lopi Kel. Tawalian Kecamatan Tawalian, Selasa (30/1/2024).

Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan lembaga keagamaan dalam upaya membangun kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Mamasa.

Begitu antusias, Pendeta Zakaria menyambut PJ Bupati. “Kami merindukan momen-momen seperti ini. Setelah ada berita bahwa bapak Zain yg terpilih PJ Bupati, maka atas nama FKUB dan pejabat kantor kemenag menyambut riang gembira dan sangat berterima kasih,” kata Zakaria.

Zakaria melanjutkan harapannya, Pj Bupati Mamasa agar tidak sungkan, karena semua warga Mamasa adalah warga Indonesia, warga Mamasa dalam kekeluargaan. Dan juga berharap ada masukan dan kritikan, jika ada masalah krusial silahkan melaporkan ke FKUB.

“Selama masa jabatan PJ Bupati ini, kita akan melakukan sinergitas dan kinerja yang baik. Jika ada masalah sering muncul, kami siap membersamai bapak menjawab itu,” ucapnya.

Kepala Kementerian Agama Kabupaten Mamasa, Ramli juga menyebutkan cita-citanya dalam membangun perguruan tinggi (STKN) yang belum ada di Sulawesi Barat, apalagi dekat dengan IKN.

“Kami kementerian Agama bersam tokoh agama dan tokoh adat siap membantu PJ Bupati dalam rangka mewujudkan tugasnya untuk Mamasa lebih baik,” ungkap Ramli.

Dalam pertemuan tersebut, Pj Bupati Mamasa menegaskan pentingnya peran FKUB dalam menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama di tengah masyarakat.

“Pertemuan ini sudah lama saya rindukan, untuk membangun demokrasi suatu daerah mesti membangun pendidikan. Disitu juga  akan lahir middle class society. Pendidikan itu sejajar dengan kehidupan. Sarjana bukan sekedar banyak pendapat, tapi banyak pendapatan,” ucapnya.

“Setiap kali saya pergi, selalu singah ke Sekolah. Kita menitip satu kata yang pasti dan tersimpan di memori otaknya, kita membangun Hope kepada siswa-siswi di Mamasa. Membangun Imajinasi bukan hanya Pengetahuan,” tambahnya.

Zain melanjutkan bahwa Radical Uncertainty, Ketidakpastian akut mesti diperhatikan. Saat ini kita dihadapkan dengan keberlimpahan informasi, bahkan keberlimpahan otoritatif yaitu semua orang merasa setara. Kita mesti membimbing masyarakat dengan cara cara adab yang berkeadaban (Civilized).

“Tokoh Adat, tokoh Masyarakat dan tokoh Agama mesti diberikan posisi, dalam arti kata dimartabatkan, demi mengawal Mamasa dengan filosofi para leluhur seperti pesan-pesan damai. Satu Negara tidak bisa bertahan lama di tengah-tengah konflik. Sebaliknya Negara akan survive di tengah-tengah kedamaian,” tutupnya.(Red/Gbr)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan