Yogyakarta, Indonewstime.com — Kolaborasi dengan Suara Muhammadiyah (SM), Kemendikdasmen RI gelar Seminar dan Sosialisasi In Deep Learning dan TKA bertema “Merawat Kecerdasan dan Karakter Bangsa Lewat Deep Learning dan TKA”.

Direktur PT. SCM, Deni Asyari menyampaikan, gerakan pencerdasan oleh Muhammadiyah dilakukan secara inklusif tidak segmented.

“Jadi mungkin yang menyebut gerakan Muhammadiyah ini segmented, mungkin itu hanya ingin mencari viral saja,” kata Deni dilansir dari muhammadiyah.or.id, Sabtu (30/8/2025).

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Kemendikdasmen RI, Anang Ristanto menyampaikan terima kasih ke Muhammadiyah yang membuka diri untuk bekerja sama dengan Kemendikdasmen RI.

“Ini sebagai ikhtiar kita bersama untuk mewujudkan pendidikan bermutu bagi semua,” katanya.

Anang sepakat, bahwa menyediakan pendidikan bermutu untuk semua sulit untuk direalisasikan sepihak oleh pemerintah saja. Melainkan perlu kolaborasi dan menyatukan langkah sehingga menghasilkan inovasi yang berpihak pada anak didik.

Deep Learning, katanya, merupakan sebuah konsep pembelajaran yang menempatkan murid atau peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Oleh karena itu, diharapkan pendidikan Indonesia melahirkan manusia terdidik yang siap memajukan Indonesia.

Dia berharap, ke depan sosialisasi in Deep Learning dan TKA ini tidak berhenti di ruangan ini, tapi sosialisasi dapat diteruskan dalam kehidupan sehari-hari para peserta seminar.

Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Kemendikdasmen RI, Arif Jamali Muis menyampaikan keynote speech menegaskan, pendidikan bermutu untuk semua merupakan komitmen utama oleh Mendikdasmen Abdul Mu’ti.

Menurutnya, saat ini persoalan utama pendidikan di Indonesia bukan kurikulum, melainkan model pendekatan. “Deep Learning ini bukan kurikulum,…. kurikulum yang digunakan seperti sebelumnya tidak apa-apa, tapi ini adalah model pembelajaran,” katanya.

Model pembelajaran ini, imbuhnya, memiliki tiga tujuan yaitu menimbulkan kesadaran pada diri murid. Jangan sampai murid schooling without learning. Tujuan kedua adalah untuk menjadikan belajar itu jadi bermakna.

“Yang ketiga agar pembelajaran Deep Learning ini berjalan dengan baik, maka pembelajaran juga harus menggembirakan. Dalam hemat saya menggembirakan itu tidak sama dengan lucu,” katanya.

Arif Jamali Muis menambahkan ketiga tujuan tersebut secara aplikasi teknis diserahkan kepada guru sesuai dengan konteks yang dihadapi. Sehingga peserta didik dapat memahami, mengkontekstualisasi, dan merefleksikan materi pembelajaran yang didapatkan.

“Kunci utama dari Deep Learning ini adalah growth mindset,” ungkapnya.

Di sisi lain, melihat kondisi guru-guru di Indonesia saat ini menurutnya sudah memiliki pengetahuan atau keilmuan yang baik, akan tetapi masih banyak guru-guru terjebak pada mindset yang sulit menerima perubahan. Hal itu terjadi akibat jejak dari kebijakan-kebijakan sebelumnya.

Dukungan untuk acara ini disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib. Menurutnya, titik penting pada sebuah kebijakan adalah tersosialisasikannya kebijakan yang dibuat tersebut, sebab memproduksi dan mensosialisasikan kebijakan itu hal yang berbeda.

“Sebagus apapun kebijakan, adalah kebijakan yang dapat diterima oleh semua kalangan. Dan itu dapat dilakukan dengan cara bersama-sama,” ungkapnya.

Terkait dengan tema, Irwan Akib menyebut tema yang diangkat pada seminar ini tidak cukup dilakukan melalui pendidikan di dalam kelas. Sebab anak-anak tidak cukup dicerahkan intelektualnya, tapi juga akhlak dan seterusnya, sehingga menjadi anak Indonesia yang utuh.

Melalui berbagai program dan kebijakan yang dibuat oleh Kemendikdasmen RI, dia berharap dapat memberikan pendidikan bermutu untuk semua. Sebab saat ini pendidikan sudah merata, tapi untuk mutu masih ada ketimpangan.

Dengan persamaan mutu pendidikan bagi seluruh anak-anak Indonesia, dapat memberi harapan bahwa Indonesia Emas 2045 tak sebatas slogan tapi dapat direalisasikan.

Penulis: Bgs

Editor: Gabriella

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan