Jakarta, Indonewstime.com — Yayasan Sinergi Perempuan Indonesia (SPI) menyelenggarakan Seminar Nasional dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Indonesia dengan tema “Sinergitas Sains, Ketahanan Nasional dan Kepemimpinan untuk Merawat Lingkungan Hidup bagi Pembangunan Berkelanjutan”, Rabu (22/1/2024).
Ketua Yayasan Sinergi Perempuan Indonesia, Mathilda AMW Birowo menekankan pada keterkaitan tiga unsur penting bangsa yakni lingkungan hidup yang saat ini perlu mendapat perhatian dari segenap elemen, ketahanan bangsa serta kepemimpinan. Ketahanan nasional Indonesia berkembang dan berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman.
“Demikian halnya dengan strategi mempertahankan dan meningkatkan ketahanan nasional adalah kewajian dari seluruh lapisan masyarakat dan komponen bangsa guna memperjuangkannya sesuai peran dan kapasitas masing-masing,” ujarnya.
Dikatakan Mathilda, Kepemimpinan berwawasan lingkungan (green leadership) adalah kemampuan dari seorang pemimpin dalam menentukan kebijakan yang pro lingkungan dan dapat memengaruhi serta memobilisasi individu lain dalam organisasi untuk mendukung kebijakan tersebut. Kualitas lingkungan akan menentukan masa depan bangsa dikarenakan berdampak pada kualitas hidup manusia, seperti ekonomi, ketahanan pangan, dan sumberdaya manusia.
“Untuk itu Sinergi Perempuan Indonesia mengajak Ibu Bapak/Saudara sekalian untuk bekerjasama mendukung kebijakan-kebijakan yang pro lingkungan, sekaligus juga untuk berani berbicara, memperjuangkan kebenaran, dan meluruskan kebijakan atau aktivitas-aktivitas yang cenderung merugikan masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dalam sambutan yang dibawakan oleh Deputi Kesetaraan Gender mengemukakan bahwa Pemerintah Indonesia melalui KPPPA bekerjasama dengan KLH telah menyusun dokumen Rencana Aksi Nasional Gender dan Perubahan Iklim (RAN-GP).
“Sehingga memastikan perempuan tak hanya menjadi penerima manfaat tapi juga pengambil Keputusan. Selain itu juga mendorong peran anak dan pemuda sebagai agen perubahan dalam mengatasi perubahan iklim serta terlibat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kebijakan iklim dan aksi iklim,” tuturnya.
Ditegaskan pula tentang pengembangan Ruang Bersama Indonesia (RBI) yang adalah kelanjutan dari program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak. “Program RBI ini juga menjadi bentuk implementasi kontribusi organisasi Perempuan dalam memperkuat ketahanan nasional, yang mendukung pencapaian Pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Kemudian, Gubernur Lemhannas RI, TB. Ace Hasan Syadzily memaparkan peran Lemhannas RI dalam memberikan edukasi kebangsaan berkaitan dengan strategi pengelolaan lingkungan hidup untuk memperkuat ketahanan nasional.
“Ada empat aspek yang disiapkan dan direalisasikan dalam program kerja Lemhannas RI tahun 2025 ini mencakup bidang Pendidikan, bidang Pengkajian, bidang Pemantapan nilai-ilai kebangsaan serta bidang Kurtahnas. Strateginya dengan Menyusun rekomendasi kebijakan untuk menjamin kualitas linkungan yang baik dengan cara menjaga ketersediaan sumber daya alam, mengurangi risiko bencana dan mendukung produktivitas masyarakat,” ucapnya.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, Stella Christie yang turut hadir secara daring, mengemukakan materi tentang “Pemanfaatan Sains secara tepat untuk merawat Lingkungan Hidup dalam Rangka Pembangunan yang Berkesinambungan”.
Seminar yang dihadiri lebih dari 200 peserta yang berasal dari berbagai lembaga pemerintah, masyarakat dan swasta ini juga dilengkapi oleh dua praktisi muda yakni Desak Putu Adhityani Putri, Ketua Policy Center ILUNI Ul mengenai Green Leadership dalam Menentukan dan Memobilisasi Kebijakan Pro Lingkungan, serta Swietenia Puspa Lestari, Founder of Divers Clean Action Indonesia Foundation (Australia Global Alumni) yang mengangkat Kisah Sukses, Merawat Bumi adalah Tanggungjawab Bersama. (Red/Lin)