Jakarta, Indonewstime.com — Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Febrian Alphyanto Ruddyard menyatakan untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045, diperlukan transformasi ekonomi yang dilaksanakan melalui pergeseran struktur ekonomi dari sektor kurang produktif ke sektor lebih produktif dan pergeseran produktivitas lintas sektor, Selasa (3/12/2024).
“Dalam transformasi ekonomi, diterapkan strategi ekonomi hijau, yakni model ekonomi yang menunjang pembangunan berkelanjutan dengan fokus pada investasi dan akumulasi modal lebih hijau, infrastruktur hijau, serta pekerjaan ramah lingkungan. Semua strategi itu diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan,” ujar Wamen Febrian.
Wamen Febrian menyatakan bahwa prinsip keberlanjutan menjadi modal utama pembangunan nasional. “Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, prinsip keberlanjutan menjadi modal utama pembangunan nasional. Ini sejalan dengan Visi Indonesia 2045 sebagai Negara Nusantara yang Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan,” paparnya.
Menurut Febrian, pencapaian Indonesia Emas untuk penerapan ekonomi hijau diproyeksikan mampu berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi hingga rata-rata 8 persen pada akhir periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Selain itu, juga diharapkan dapat mencapai target net zero emission (emisi nol karbon) pada 2060 atau lebih cepat Bappenas telah menyusun Indeks Ekonomi Hijau (IEH) yang telah menjadi indikator imperatif kepada pemerintah daerah. IEH terdiri dari 15 indikator terpilih yang digunakan untuk memantau capaian aktivitas ekonomi hijau di seluruh wilayah Indonesia.
“Model ini menekankan investasi hijau, pembangunan infrastruktur ramah lingkungan, serta penciptaan lapangan kerja yang mendukung kelestarian alam,” tutup Febrian.
Dialog Nasional Akselerasi Transformasi Ekonomi Hijau juga dihadiri oleh; Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Denis Chalbi, Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono, Head of Environment UNDP Indonesia Aretha Aprilia, Head of Europian Investment Bank (EIB) Group for South East Asia And Pasific Sunita Lukkhoo, Direktur Utama PT. Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri.(Red/Lin)